MENUS

Apa yang Anda cari ?? pencarian terlengkap disini..

Thursday, February 19, 2009

RuMah Kaca??


TAHUKAH ANDA??
Kita, penghuni planet kaca, kelak tidak memerlukan pemanas ruangan

Ketika memasuki rumah kaca di sebuah persemaian tanaman , suhunya jauh lebih hangat daripada di luar.Apakah sebuah rumah kaca selalu lebih hangat?Jika demikian mengapa?

 Greenhouse__kadang-kadang disebut rumah panas atau rumah kaca selalu lebih hangat daripada di luar, meskipun tanpa pemanas buatan. Akan tetapi percaya atau tidak ,alasan utamanya tidak sama dengan alasan untuk gejala yang disebut dengan “efek rumah kaca.”
 Rumah kaca hanya sebuah ruang tertutup beratap dan berdinding kaca atau bahan transparan lain untuk persemaian tumbuhan. Kaca tersebut membiarkan cahaya matahari masuk ,yang diperlukan oleh tanaman untuk tumbuh, namun menjaga mereka dari angin, hujan, dan hewan pengganggu. Rumah kaca juga mempertahankan kandungan air sehingga kelembaban tetap tinggi, dan ini yang membuat Anda tersentak ketika memasukinya. Bagaimanapun, yang terutama rumah kaca bertindak sebagai katup panas, membatasi hilangnya panas dari tumbuhan ke luar yang dingin dan kejam.
 Tumbuhan, seperti makhluk hidup lain, dapat kedinginan artinya dapat kehilangan panas melalui tiga cara : konduksi, konveksi, dan radiasi. Konduksi bukan masalah karena daun-daun tidak bersentuhan langsung dengan benda lain seperti sebuah massa logam, misalnya, yang dapat menghantarkan panas dengan cepat ke udara sekitar. Maka yang tersisa tinggal konveksi dan radiasi. Rumah kaca menghambat keduanya.
 Konveksi adalah sirkulasi udara atau air hangat. Karena udara hangat cenderung naik, udara itu dapat mengangkut panas meninggalkan daun. Maka apa pun yang dapat menghalangi udara hangat itu pergi pasti akan mencegah hilangnya panas dari tumbuhan, dan bangunan tertutup mana pun dapat menjalankan fungsi tersebut. Itulah efek utama rumah kaca: Mencegah hilangnya panas melalui pergerakan udara. Sudah tentu, tidak ada petani yang bertanam dalam bangunan rapat tanpa cahaya matahari, maka terpikirlah oleh mereka untuk membuat bangunan berdinding dan beratap bahan transparan.
 Efek kedua kaca, yang belum terpikirkan ketika orang menemukan rumah kaca, adalah mengurangi hilangnya panas melalui radiasi.Ini sekaligus awal gejala yang disebut efek rumah kaca, dan cara kerjanya sebagai berikut.
 Reaksi-reaksi fotosintesis yang membuat tanaman tetap hidup dan tumbuh berlangsung dengan memanfaatkan radiasi ultraungu dari cahaya matahari. Setelah menggunakan sebagian energi dari radiasi ini, tumbuhan memancarkan “radiasi limbah”berenergi lebih rendah, yakni radiasi inframerah. Radiasi ini dapat diserap oleh benda-benda lain. Akan tetapi ketika sebuah benda menyerap radiasi inframerah ,molekul-molekulnya menjadi lebih beringas dan benda itu menjadi lebih hangat. Oleh sebab itu kita dapat beranggapan bahwa radiasi inframerah dari tanaman sama dengan panas, yang memancar melalui udara mencari sesuatu untuk dihangatkan.
 Apa yang terjadi ketika radiasi inframerah menyentuh dinding atau atap kaca? Walaupun kaca meloloskan cahaya ultraungu dengan baik, bahan ini tidak cukup transparan untuk cahaya inframerah. Maka kaca menahan sebagian radiasi inframerah yang ingin ke luar rumah kaca, dan radiasi yang terperangkap ini pelan-pelan menghangatkan segala sesuatu yang ada di dalam.
 Jelas bahwa pemanasan ini tidak akan berlangsung selamanya; rasanya belum ada laporan tentang rumah kaca yang meleleh akibat akumulasi panasnya. Selewat titik tertentu, panas yang bocor ke luar rumah kaca mencapai keseimbangan dengan inframerah yang terkumpul di dalam, maka temperatur tetap pada tingkat hangat yang sedang lebih hangat daripada jika dinding dan atap kaca transparan sepenuhnya terhadap radiasi inframerah.
 Apa yang disebut “efek rumah kaca”?
 Adalah terperangkapnya radiasi inframerah oleh atmosfer bumi, yang dapat meningkatkan temperatur rata-rata di permukaan bumi, sama seperti terperangkapnya radiasi inframerah di dalam sebuah rumah kaca yang menyebabkan temperatur di dalamnya meningkat.
 Temperatur keseluruhan permukaan bumi bergantung pada keseimbangan yang tepat antara banyak radiasi matahari yang tiba kepada kita dan banyak radiasi yang dipantulkan kembali ke angkasa. Sepertiga energi matahari yang menerpa bumi dipantulkan kembali ;sisanya diserap oleh awan, daratan, dan laut. Energi yang diserap segera terbangkitkan menjadi panas atau radiasi inframerah, sama seperti yang terjadi di dalam sebuah rumah kaca.
 Di atas permukaan bumi yang meradiasikan panas ada sebuah kanopi atau tenda yang transparan, seperti kaca di sebuah rumah kaca. Atas tetapi kanopi itu bukan terbuat dari kaca melainkan berwujud sebuah lapisan udara, yakni atmosfer. Seperti kaca ,atmosfer bumi sangat transparan bagi semua radiasi yang datang dari matahari. Tetapi gas-gas tertentu di atmosfer, terutama karbondioksida dan uap air, adalah penyerap radiasi inframerah yang sangat efisien. Gas-gas ini menahan lolosnya sebagian radiasi inframerah ke ruang angkasa ,dan membuatnya terperangkap dekat permukaan bumi. Akibatnya bumi menjadi agak hangat dibandingkan jika atmosfer tidak mengandung karbondioksida dan uap air.
 Proses radiasi yang datang ke bumi dan yang ke luar lagi semula senantiasa menyeimbangkan diri, alhasil planet kita temperatur rata-ratanya sama selama lebih dari ribuan tahun. Tetapi kegiatan manusia belakangan ini telah mengubah keadaan itu. Sejak revolusi industri dimulai sekitar seratus tahun silam, kita telah membakar batu bara, gas alam, dan produk-produk minyak bumi dengan laju yang terus meningkat. Ketika semua bahan bakar ini dibakar proses tersebut menghasilkan karbondioksida yang selanjutnya melayang ke udara. www.rtcprobolinggo.ning.com



No comments:

Post a Comment