MENUS

Apa yang Anda cari ?? pencarian terlengkap disini..

Thursday, February 26, 2009

Koloseum Roma



Salah satu keajaiban dunia ini kini tinggal reruntuhan. Tapi, dulu merupakan bangunan megah yang berdiri tegar di ibukota Italia, Roma. Keistimewaan Koleseum Roma tidak hanya terletak pada pertunjukkan gladiatornya saja yang diselenggarakan di arenanya. Tapi, juga pada bentuk bangunannya serta sistem pengaturan penontonnya yang sangat baik.
“Flavian Ampitheatre”, itulah nama asli bangunan ini. Nama ini dibuat karena teater ini didirikan oleh Kaisar Vespasiano dan Titus yang berasal dari keluarga flavian. Tapi nama ini kemudian berubah menjadi “Koleseum” akibat adanya “Kolossus” (patung) Nero yang berdiri di dekat bangunan ini.
Koloseum Roma mulai dibangun pada tahun 70 M dan sepuluh tahun kemudian, tepatnya tahun 80 M, pembangunan selesai. Bentuk arena bangunan yang berada diantara bukit palatine, esquiline, serta caelian ini bisa menurun seperti kolam karena awalnya memang dirancang sebagai arena pertarungan air. Untuk itu, pembuatnya sengaja memilih lokasi di daerah basin (lekukan besar yang dalam seperti kolam) supaya mudah mendapat masukan air.
Sepuluh tahun lamanya arena pertarungan di koloseum terisi air, namun karena bangsa romawi akhirnya menyadari kalau air bisa merusakkan pondasi bangunan maka lama kelamaan koloseum tidak lagi terisi air.
Koloseum roma memiliki pintu yang banyak sekali. Masing-masing tingkat memiliki 80 buah pintu. Padahal ada 3 tingkat di koloseum ini yang berpintu. Tingkat 4 (yang paling atas) tidak berpintu. Banyaknya pintu di bangunan elips ini sengaja didesain oleh pembuatnya supaya memudahkan penonton keluar masuk gedung. Menurut perhitungan, apabila koloseum dipadati penonton dengan jumlah kapasitas maksimal sebanyak 50.000 orang, mereka semua akan bisa masuk gedung dan berada di tempat yang ditentukan dalam waktu hanya 15 menit.
Keefisienan waktu tersebut juga ditunjang oleh pengaturan sistem tiket yang baik. Para penonton harus memiliki tiket terlebih dahulu untuk masuk ke dalam gedung. Di tiket sudah tertulis nomor pintu masuk, tingkat, serta nomor tempat duduk. Mereka harus menempati tempat sesuai dengan yang ditulis di tiket.
Tiket itu dibagi menjadi beberapa kelas seperti halnya sekarang, namun tinggi rendahnya kelas tidak dibagi berdasarkan harga, tetapi melainkan dari gender dan kelas sosial. Untuk kaisar, senator, dan orang suci ditempatkan di tingkat 1, pejabat yang setingkat lebih rendah ditempatkan di tingkat 2, tingkat 3 ditempati oleh kaum bisnis dan professional, sedangkan tingkat 4 ditempati oleh rakyat biasa.
Yang membedakan antara kelas yang satu dan yang lain adalah terdapatnya tempat duduk pada tingkat 1-3, sedangkan pada tingkat 4, penonton harus rela berdiri untuk menonton pertandingan
Selain memiliki pintu yang banyak dan memiliki sistem tiket yang baik, keunikan lainnya adalah keberadaan ruang bawah tanah. Ruangan in persis berada di bawah arena pertarungan. Ruangan bawah tanah memiliki banyak sel dan kandang. Semua gladiator dan hewan buas yang akan bertarung di arena di tempatkan di sini. Saat pertarungan dimulai, barulah gladiator maupun hewan buas beserta kandangnya akan ditarik ke atas arena dengan mempergunakan elevator manual.
Pertarungan antar gladiator terus berlangsung di koloseum sampai tahun 404M. Sedangkan pertarungan antar hewan buas sampai abad ke-6 M. Sejak pertarungan itu berakhir, nasib koloseum turut berakhir. Apalagi ditimpa bencana gempa bumi yang cukup dahsyat.

1 comment: